(Masih) Tentang Frau

Standard

Ah entahlah saya benar-benar lagi dibuai habis-habisan oleh Frau. Tidak hanya karena dia punya bakat yang luar biasa gila tapi juga karena dia berhasil membuat saya bernyanyi di depan umum. Frau adalah momentum kenekatan saya untuk menikmati spontanitas. Adrenalin yang mengalir keras membuat saya punya pengalaman baru bernyanyi dengan diiringi blackberry.

Setelah menjadi nekat, musik Frau selalu menikam kesadaran saya. Iya saya selalu ingin menggerakkan jemari untuk mengartikulasikan tempo yang dimainkan, persis kaya konduktor orkestra. Jadi di pagi hari, saat saya berjuang setengah mati untuk menghilangkan kantuk, saya akan meminta Winamp yang saya punya untuk memainkan lagu Frau, terlebih Salahku, Sahabatku.

Lirik lagu Frau selalu sederhana tapi sangat puitik. Saya menemukan energi yang kuat dari lirik-liriknya. Bahkan pada lagu Sepasang Kekasih yang Bercinta di Luar Angkasa, saya sangat diajak berimajinasi. Bukan hanya berimajinasi pada lirik yang dibuat tapi juga pada vokal penyanyi. Saya membayangkan apa yang terjadi jika vokalnya diganti dengan jenis suara yang lain, pasti akan menghadirkan interpretasi yang lain.

Dan khusus untuk lagu Salahku, Sahabatku, saya memiliki nilai historis sendiri. Selain karena lagu ini tiba-tiba membakar keberanian saya untuk bernyanyi, lagu ini adalah cerita sebuah persahabatan. Kelekatan hubungan dengan sahabat digambar jelas dalam lagu ini. Kadang kita menjauh dari mereka tapi hati kita tetap menyimpan kerinduan. Tidak jarang di saat-saat menjauh itulah kita justru saling mengirim kehangatan.

Ada lirik yang luar biasa dalam lagu ini menurut saya. Liriknya benar-benar membuat saya mengerti bahwa sahabat adalah sisi lain dari kesempurnaan dan kekurangan kita. Sahabat adalah keakuan kita yang menjelma dalam sosok yang berbeda. Sahabat adalah kesadaran kita yang kadang kita abaikan tapi tetap hangat untuk diminta menghidupkan mimpi. Ini dia lirik yang selalu menyimpulkan senyum dalam hati saya…

Terbersit barang sedikit kita jauh, hilanglah kita jatuh.
Terbersit barang sedikit kita jatuh,

Kau tersungkur, tersungkur, dan jauh
Lalu ku tersungkur, tersungkur, dan jatuh, dan jauh

Habiskan hati sahabatku, mencari ragu untuk dibunuh
Menangkap nyali sahabatku, mengisi jantung seakan candu.

Bagus ya liriknya. Bayangkan, kita justru diajak mencari ragu untuk kemudian dibunuh. Tidak semua orang berani mencari ragu menurut saya. Dan lirik ini tak hanya meminta kita untuk mencarinya tapi juga membunuhnya di tempat.

Setelah berhasil membunuh ragu, kita bersama sahabat dapat menangkap nyali dan mengisi jantung dengan semua itu. Rasanya tak ada yang lebih hiroik dari semua itu dalam sebuah persahabatan.

Lagu ini juga mengambarkan ketulusan dalam persahabatan. Pada akhir lagu, pesan itu disampaikan dalam lirik ini…
Petik sakit, percayai, sangka baik, takkan sulit
Beri, trima, senyum, hina, sakit, rasa, tawa sahabat.

Ah saya tak pernah bosa membayangkan menyanyikan kata akhir dalam lagu sambil membuka kedua tangan dengan lebar, agar artikulasi tawa sahabat dalam lagu tersebut semakin kuat.

Ayo para sahabat, kita cari ragu untuk dibunuh dan isi jantung dengan tangkapan nyali.
Ayo ekspresikan keberuntungan kita memiliki dan menjaga sahabat yang kita punya dengan meletakkan tangan di dada sambil menyebutkan nama-nama mereka satu per satu. Semoga, saya tetap mampu menjaga kualitas sebagai teman baik 😀

Dari sekian banyak sahabat yang saya punya, saya tiba-tiba rindu pada sahabat abadi saya, Sang Sahabat Hidup. Saya rindu melekat padaNya dan melentur dengan kebebasanNya. Ayo duduk di taman lagi, yang kemarin buat saya kecanduan 😀

Leave a comment